Oleh Yolandha Dwaya Pertiwi
Bayi
baru lahir memiliki kulit yang sangat
sensitive sekali. Kulit bayi yang sensitive ini mudah sekali mengalami
iritasi jika bersentuhan dengan produk perlengkapan bayi baru lahir yang
memiliki kadar kimia terlalu tinggi. Banyak ibu yang kurang menyadari atau
memperhatikan bahan material dari produk perlengkapan bayi baru lahir.
Umumnya
produk yang dapat menyebabkan iritasi kulit bayi adalah produk sekali pakai
atau disposable, misalnya popok bayi. Ibu dapat mencari produk alternative
untuk mengatasi iritasi tersebut misalnya dengan mengganti popok disposable
menjadi popok kain.. Selain dari produk perlengkapan bayi baru lahir yang
menjadi salah satu penyebab iritasi, ada beberapa kebiasaan yang dianggap
sepele tetapi menjadi pemicu iritasi kulit bayi, diantaranya :
1. Membiarkan popok basah dalam keadaan lama.
Ibu
harus rutin untuk memeriksa keadaan popok bayi, karena popok bayi yang
basah mengandung bakteri yang berasal air kencing yang mengandung ammonia. Jika
dibiarkan dalam keadaan basah dan tertutup dalam jangka waktu lama akan
memancing pertumbuhan jamur dan menyebabkan kulit bayi kemerahan. Iritas kulit
bayi awal harus ditangani sejak dini dengan cara yang tepat agar tidak menjadi
penyakit kulit Eczema.
2.
Keringat yang bertumpuk.
Bayi
baru lahir umumnya memiliki lipatan kulit pada lengan, paha, betis dan kaki.
Pada saat memandikan bayi, area-area ini tidak boleh diabaikan. Karena pada
lipatan tangan dan kaki bayi, sering terdapat tumpukan keringat yang jika tidak
cepat di bersihkan juga akan memicu tumbuhnya jamur. Tanda awal tumbuhnya jamur
tersebut adalah rasa gatal dan warna merah diskeitar lipatan kaki dan tangan
bayi.
3.
Sejarah alergi
Alergi
bisa terjadi tidak hanya pada orang dewasa, bayi pun dapat mengalaminya. Alergi
yang sering dialami oleh bayi baru lahir, biasanya bersifat genetis, yaitu
sejarah alergi, yang mungkin di miliki kedua orang tua bayi. Makanan yang diasup
oleh ibu yang menyusui juga dapat menimbulkan alergi pada bayi yang masih
menerima ASI eksklusif. Sedangkan alergi bisa ditimbulkan oleh produk perawatan
yang terlalu wangi, mengandung PH yang tinggi dan minyak telon yang terlalu
sering dioleskan pada saat cuaca sedang panas.
4.
Susu formula dengan PH tinggi
Ibu
yang telah memberikan susu formula kepada bayinya, perlu memperhatikan kondisi
kulit bayi sebagai salah satu pegangan cocok tidaknya susu formula tersebut
pada bayi ibu. Ada sebagian kasus bayi yang tidak cocok pada susu formula
tertentu, terlihat dari kulit yang berbintil-bintil merah. Segera hentikan susu
formula tersebut sebelum menjadi kasus serius terjadi, seperti muntah dan diare
Dari
contoh penyebab iritas kulit bayi diatas, ibu harus lebih cermat dalam
memlih perlengkapan bayi baru lahir dan dalam melakukan perawatan bayi
sehari-hari. Jika bayi ibu sudah terlanjur mengalami gejala awal, maka ibu
dapat melakukan tindakan berikut ini:
1. Sering memeriksa keadaan popok bayi. Bersihkan dengan segera, jika akan mengganti popok. lap dari arah depan ke belakang pantat bayi. Gunakan handuk basah yang ditepuk-tepuk dan pilihlah ukuran popok yang pas dengan tubuh bayi, karena jika ukuran besar akan cepat bocor, sedangkan jika terlalu sempit, membuat kulit bayi susah bernapas.
2.
Hindari menggunakan bedak saat kulit bayi mengalami iritasi, karena bahan kimia
yang terkandung dalam bedak hanya dapat memperparah kulit bayi.
3.
Gunakan baju katun yang longgar.
4.
Gunakan produk khusus bayi yang mengandung hypoallergenic.
5.
Jangan menggunakan minyak atau krim apapun termasuk anti septic pada kulit bayi
baru lahir. Penggunaan produk perawatan yang mengandung antiseptic akan membuat
kulit bayi kering yang dapat memperpaah iritasi kulit yang dialami oleh bayi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar