Rabu, 14 November 2012

Iritasi Pada Kulit bayi


Oleh Yolandha Dwaya Pertiwi
Bayi baru lahir memiliki kulit yang sangat sensitive sekali.  Kulit bayi yang sensitive ini mudah sekali mengalami iritasi jika bersentuhan dengan produk perlengkapan bayi baru lahir yang memiliki kadar kimia terlalu tinggi. Banyak ibu yang kurang menyadari atau memperhatikan bahan material dari produk perlengkapan bayi baru lahir.
Umumnya produk yang dapat menyebabkan iritasi kulit bayi adalah produk sekali pakai atau disposable, misalnya popok bayi. Ibu dapat mencari produk alternative untuk mengatasi iritasi tersebut misalnya dengan mengganti popok disposable menjadi popok kain.. Selain dari produk perlengkapan bayi baru lahir yang menjadi salah satu penyebab iritasi, ada beberapa kebiasaan yang dianggap sepele tetapi menjadi pemicu iritasi kulit bayi, diantaranya :

1. Membiarkan popok basah dalam keadaan lama.
Ibu harus rutin untuk memeriksa keadaan popok bayi, karena  popok bayi yang basah mengandung bakteri yang berasal air kencing yang mengandung ammonia. Jika dibiarkan dalam keadaan basah dan tertutup dalam jangka waktu lama akan memancing pertumbuhan jamur dan menyebabkan kulit bayi kemerahan. Iritas kulit bayi awal harus ditangani sejak dini dengan cara yang tepat agar tidak menjadi penyakit kulit Eczema.
2. Keringat yang bertumpuk.
Bayi baru lahir umumnya memiliki lipatan kulit pada lengan, paha, betis dan kaki. Pada saat memandikan bayi, area-area ini tidak boleh diabaikan. Karena pada lipatan tangan dan kaki bayi, sering terdapat tumpukan keringat yang jika tidak cepat di bersihkan juga akan memicu tumbuhnya jamur. Tanda awal tumbuhnya jamur tersebut adalah rasa gatal dan warna merah diskeitar lipatan kaki dan tangan bayi.
3. Sejarah alergi
Alergi bisa terjadi tidak hanya pada orang dewasa, bayi pun dapat mengalaminya. Alergi yang sering dialami oleh bayi baru lahir, biasanya bersifat genetis, yaitu sejarah alergi, yang mungkin di miliki kedua orang tua bayi. Makanan yang diasup oleh ibu yang menyusui juga dapat menimbulkan alergi pada bayi yang masih menerima ASI eksklusif. Sedangkan alergi bisa ditimbulkan oleh produk perawatan yang terlalu wangi, mengandung PH yang tinggi dan minyak telon yang terlalu sering dioleskan pada saat cuaca sedang panas.
4. Susu formula dengan PH tinggi
Ibu yang telah memberikan susu formula kepada bayinya, perlu memperhatikan kondisi kulit bayi sebagai salah satu pegangan cocok tidaknya susu formula tersebut pada bayi ibu. Ada sebagian kasus bayi yang tidak cocok pada susu formula tertentu, terlihat dari kulit yang berbintil-bintil merah. Segera hentikan susu formula tersebut sebelum menjadi kasus serius terjadi, seperti muntah dan diare  
Dari contoh penyebab iritas kulit bayi diatas, ibu  harus lebih cermat dalam memlih perlengkapan bayi baru lahir dan dalam melakukan perawatan bayi sehari-hari. Jika bayi ibu sudah terlanjur mengalami gejala awal, maka ibu dapat melakukan tindakan berikut ini:

1. Sering memeriksa keadaan popok bayi. Bersihkan dengan segera, jika akan mengganti popok. lap dari arah depan ke belakang pantat bayi. Gunakan handuk basah yang ditepuk-tepuk  dan pilihlah ukuran popok yang pas dengan tubuh bayi, karena jika ukuran besar akan cepat bocor, sedangkan jika terlalu sempit, membuat kulit bayi susah bernapas.
2. Hindari menggunakan bedak saat kulit bayi mengalami iritasi, karena bahan kimia yang terkandung dalam bedak hanya dapat memperparah kulit bayi.
3. Gunakan baju katun yang longgar.
4. Gunakan produk khusus bayi yang mengandung hypoallergenic.
5. Jangan menggunakan minyak atau krim apapun termasuk anti septic pada kulit bayi baru lahir. Penggunaan produk perawatan yang mengandung antiseptic akan membuat kulit bayi kering yang dapat memperpaah iritasi kulit yang dialami oleh bayi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar